Di Atas Padi keemasan

Di pojok hari…
Dalam diam ku jaring cahaya
Jauh ke dalam, ku tatap mata angin berseru;
“pilihlah, satu saja dari sekian barisan huruf yang manja bermain di atas padi keemasan”.

Apakah akan dibiarkan, tarian jemari di atas sumbu kehidupan pantulkan kepalsuan gemerlap asa pada pengiring dedaunan?Ataukah, dibiarkan saja tangga kesucian menetukan abdi mana yang kan bersumpah?

Mercusuar itu…
Menanti nada, agar sinarnya menari…
hibur sepinya hujan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *