Keseringan jadi ghostwriter, dampaknya web sendiri terbengkalai. Nah kali ini saya mau sharing tentang Jurus Seribu Kata, tapi penjelasan tulisan ini tidak dengan seribu kata. Hanya sekedar catatan ringan dari sebuah workshop fotografi yang diadakan oleh TDA Tangerang Raya.
Ada yang bilang, gambar dapat mewakili seribu kata dan makna.
Buat kamu yang memiliki usaha.,atau lembaga nirlaba. Apalagi yang mesti eksis di dunia maya, maka tak cukup kuasai cara membuat “mantra”. Namun juga perlu menggugah dengan foto yang dapat membuat orang terkesima.
Bagaimana caranya?
Nah, Kemarin ahad, 16 Oktober 2016, ada sebuah workshop yang diadakan oleh TDA Tangerang Raya. Dari Judulnya saja membuat rasa penasaran yang tak terhingga. Hasilnya, nyaris semua mata terpana, kecuali panitia yang ke sini dan ke sana, hahahaha.
Kali ini, saya akan sedikit bercerita tentang apa saja yang disampaikan didalamnya. Semoga bisa memberikan manfaat besar bagi yang memerlukannya.
Kembali ke cerita. Judulnya:
Workshop Fotografi Produk: Bagaimana menghasilkan foto produk yang menjual menggunakan Smartphone Anda?
Acara yang terbatas diadakan bagi 30 orang tersebut, dipandu oleh professional dibidangnya. Adalah Adi Prabowo, dari Juragan Foto, Seorang praktisi sekaligus pengajar dibeberapa institusi pendidikan, Mentor di SBO (Sekolah Bisnis Online), owner dari produk Fasion Razha, juga seorang suami dari istrinya dan ayah dari anak-anaknya.
Sejak pertama hingga akhir acara, Mas bowo (begitu saya memanggilnya) tak lupa mengulang dan mengulang bahwa membuat foto layaknya seperti membuat berita. Sehingga Foto juga harus ada 5W+1H. Foto itu untuk apa? Mau disebar kemana? Foto itu ditujukan ke siapa? Dan seterusnya.
Bila pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah terjawab, maka akan banyak waktu yang tersedia bagi kita untuk mengerjakan yang lainnya. Singkatnya, foto tersebut harus kuat dalam “bercerita”.
Arahan pertama, untuk memulai kalau mau pakai Smartphone sebagai gear dalam produksi foto adalah matikan flash untuk mudahkan editing. Selain itu kalau pakai flash perlu trick khusus. Sedangkan, waktu yang tersedia di workshop tidak akan cukup, tambahnya.
Arahan kedua, carilah hal yang beda dengan toko tetangga. Misal baju distro semua hitam, pembeda produk maka dikeluarkan baju putih. Apakah cukup? Ternyata tidak, karena pas di telusuri pakai Search Engine, Putihnya baju pun jadi percuma karena semua foto ber-background putih. Saran, pakai background lain, merah misalnya. Jadi intinya Riset dulu. Oke?
Arahan ketiga, setelah di foto maka perlu dilakukan koreksi warna dari foto yang sudah diambil kamera smartphone, caranya:
- Bandingkan foto dengan aslinya, namun ada masalah muncul untuk beberapa handset yang ternyata penampakan di layar lebih bagus ketimbang saat foto di print. Malah kadang hancur saat di share ke handset lain. Jadi pas pilih smartphone, kenali juga fiturnya yah. Contohnya, sementara ini jangan pakai merek X*****, karena penampakan layar bagus sekali, tapi akan buat hancur harga diri pas berbagi (maaf, edisi lebay, hihi)
- Kalibrasi layar monitor Laptop atau PC. Catat, hanya untuk PC dan disarankan yang pakai W****** bukan A***. Karena yang pertama masih izinkan untuk setting. Nah, software-nya mesti diakses dengan online. Tapi Gratis alias free, namanya: Calibrize. Silakan masuk webnya, dan download softwarenya. Install, dan jalankan sesuai perintah. Kalau computer harian buat editing, lakukan kalibrasi sebulan sekali.
Tips:
1. Cara tahu bagus tidaknya kamera hape: Ambil Foto, lantas di print tanpa proses edit. Kalau hasilnya sama dengan aslinya itu berarti bagus.
2. Warna background bisa apa saja. Just info warna netral di dunia fotografi adalah grey alias abu-abu.
Arahan Keempat: ada dua jenis foto yang mesti dibuat, yang pertama adalah Foto Image dan kedua adalah Foto Produk. Nah, kalau Foto Produk bisa buat sendiri. Sedangkan foto image sangat disarankan pakai fotografer professional. Karena hasilnya bisa dipakai buat cover katalog untuk jangka waktu lama, setidaknya 6 -12 bulan tergantung kualitas dan trend.
Karena judulnya adalah buat foto produk, maka berikut beberapa tahapannya:
- Kenali produknya, misal kalau bahan sepatu dari A jangan sampai dikira dari bahan B yang secara penampakan mirip.
- Bandingkan dengan kompetitor, jangan sampai sama. Perbandingan juga bisa dari segi produk missal kacang mede memang lebih enak dari pada kacang tanah. Tapi kacang tanah dengan teknis dan trik tertentu pas ambil foto maka akan terlihat bagus, terlihat lebih enak, harga jual bisa lebih mahal, karena ada proses branding. Selain itu, agar tidak banyak tanya atas sebuah ukuran produk, atau fungsi produk bisa juga dilakukan perbandingan ukuran. Sebuah sepatu anak yang disandingkan dengan alat tulis sekolah membuat orang tidak perlu tanya sepatu buat dewasakah, ataukah anak?
- Detil itu indah, cukup sederhana, tak perlu kompleks. Misal di industry fashion, maka perlu mempertimbangkan penggunaan model (baik model amateur maupun pro) dengan penggunaan manekin. Saran: penggunaan model untuk Foto Image, sedangkan manekin untuk foto produk yang lebih detil.
- Format foto: apakah square, landscape, atau lainnya disesuaikan dengan tujuan foto. Misal pada instagram gunakan yang square. Tujuannya memudahkan untuk melihat secara utuh (tidak terpotong) saat masih thumbnail
- Akrabkan logo brand pada foto produk, caranya adalah berbentuk watermark. Gunakan Apps di smartphone juga sudah cukup.
- Pelajari kebutuhan dalam pencahayaan saat ambil foto. Pertama cahaya depan: untuk terlihat utuh, lalu cahaya samping: untuk detil, sedangkan cahaya belakang jarang dipakai untuk produk. Lagipula smartphone juga tidak sanggup mengolah, hasilnya siluet. Tp kalau pakai reflektor ada cahaya sedikit untuk tampilkan kesan tertentu. Selain itu, cahaya dari belakang direkomendasikan hanya untuk produk yang transparan, atau untuk tampilkan glowing/ringlight
- Pahami angles saat mengambil gambar, cari sudut pengambilan, kamera harus diletakkan dimana? Bird’s eye view, human’s eye view (kamera sejajar dengan dada), frog’s/ant’s eye view
- Tambah bumbu/style. Misal sepatu anak warna hijau disandingkan dengan berbagai pensil warna hijau lainnya. Sehingga tidak perlu di kira-kira, karena sudah terlihat perbandingan gradasi antar objek.
- Maksimalkan fasilitas crop. Tujuannya agar fokus pada apa yang mau dijual.jangan sampai mengambil foto orang secara lengkap padahal tujuannya untuk menjual asesori cincin. Focus pada tangan, dan perlihatkan untuk male atau female.
Sekali lagi, ingat hal berikut:
- Pahami produk
- Pahami kekuatan gear/smartphone-nya.
- Optimalkan lighting
- Gunakan Aplikasi khusus smrtphone yang sesuai kebutuhan
Note: Recommended Apps: Snapseed dan PicsArt