Cukuplah kematian sebagai pengingat, karena kematian, rezeki dan jodoh tiada yang tahu kecuali Allah. Kematian bagi seorang muslim seharusnya menjadi impian yang sangat, karena melalui kematian berarti akan lebih dekat dan lebih cepat bertemu Allah. Berbeda dengan orang yang menyadari bahwa dirinya jauh dan tersesat dari jalan Allah (alhamdulillah masih sadar ). Ia tahu bahwa akhirat itu pasti, namun memandang kematian tidak sebagai momen mempercepat bertemu dengan Allah.
Pada “hari penyisihan” akan terlihat jelas pemisahan antara orang yang sholeh dan tidak. Saat itu disisihkan juga antara anak dan orang tuanya, kakak dan adiknya, suami dan istrinya manakala diantara mereka ada yang ingkar danri perintah dan larangan Allah. Tidak cukupkah kematian sebagai pengingat?
Catat: Orang yang cerdas adalah orang yang banyak mengingat pada kematian
Banyak pelatihan dan nasehat yang menggugah hati bahwa mulailah kehidupanmu dari yang terakhir (start from the end). Dan sama-sama kita tahu bahwa akhir dari hidup kita adalah kematian. namun itu juga sebagai pertanda untuk awal kehidupan yang kekal berikutnya: surga…Neraka…Kita yang memilih.
Daya pilih itu sudah diberikan sejak kita mengetahui dan memahami mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu, tiap manusia juga sudah diberikan potensi menuju jalan yang fujur atau taqwa, jalan yang sesat atau jalan yang dipelihara Allah menuju Surga-Nya