Rabb, dimana pun kami, izinkanlah kami menjadi penumpang kereta Surga-Mu. Kereta yang melaju kencang tanpa pernah berhenti dan peduli dengan sekalipun pada penumpang yang tumbang dan tertinggal karena belum sanggup bertahan melawan angin nafsu selama kereta melaju.
Jika di dalam pandangan-Mu ukhuwah kami di dunia adalah musiman, dimana pertemanan dan persaudaraan hanya karena ada lokasi, waktu dan keperluan. Maka izinkanlah, dengan hati kami yang bersatu karena-Mu ini, kelak kau pertemukan kami kembali dalam rahmat surga-Mu.
Begitu indah firman-Mu “Dan ada pun orang-orang yang takut kepada Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya” (An Nazi’aat: 40-41)
Kemudian Kau lanjutkan dalam firman-Mu yang lain “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam surga-Ku” (Al Fajr: 27-30)
Surga, ciptaan-Mu yang di dalamnya berlimpah kenikmatan tak terkira, keberahan dari sang Empunya dan keselamatan dari siksa neraka. Segalanya belumlah terjamah, belum pernah dilihat, didengar, bahkan nelum pernah secuilpun terlintas dalam benak dan hati. Surga-Mu disana, diseberang sana. Mudahkanlah jiwa-jiwa ini untuk merengkuhnya, berikanlah kami kunci pembukanya, masukkanlah kami ke dalamnya. Selamanya. Amiin.
Tapi ya Allah, apakah yang kurasakan sekarang ini? Apakah ini ujian-Mu?Ataukah ini petunjuk-Mu. Belum pernah kurasakan rindu yang begitu sangat. Rindu akan surga di seberang sana. Yang menungguku membawa dan membukanya lalu bersanding dengan para Bidadari-Mu. Seolah kenikmatan yang Kau gambarkan dalam Al Qur’an terus menggodaku, merayu untuk menjamahnya. Jangan Kau jadikan ini sekedar fatamorgana. Biarkan benih-benih ini tumbuh, dari kerinduan yang sangat menuju surga-Mu. Insya Allah.