Pemimpin Dari Tidur Siang

Banyak yang mengatakan bahwa pemimpin tidak dapat terlahir begitu saja melainkan melalui sebuah proses yang panjang. Percaya atau tidak, pemimpin pun dapat lahir dari sebuah proses tidur siang.
Kalau kita lihat sejarah para pemimpin besar, secara genetis mereka memiliki keterikatan dan keterkaitan dengan generasi-generasi sebelumnya. Lihatlah para Nabi dan Rasul yang telah memberikan pencerahan kepada umat manusia menuju jalan-Nya yang lurus.
Tak ada yang menyangkal jika seorang Rasul bernama Muhammad adalah keturunan dari Ibrahim as., Bapak Para Nabi. Lantas apakah nubuwat yang telah disampaikan oleh Rasulullah, bahwa akan hadir masa yang dipimpin selayaknya ia memimpin lekas terwujud?
Seorang Ibrahim as. Tidak henti-hentinya berdo’a agar diberikan keturunan yang sholeh, doa itu pun dikabulkan oleh Allah SWt tidak dalam waktu yang singkat. Rentang waktu yang sungguh menguji keimanan seorang Nabi. Pengertian keturunan pun tidak sebatas pada anak namun juga dapat menjangkau anak dari anak dan seterusnya. Ketika keturunan yang diamanahkan oleh Allah SWT menjadi orang yang sholeh, ia pun akan berdoa yang serupa yaitu agar diberikan keturunan yang sholeh.
Itulah mengapa dalam surat Al Furqaan ayat 74 tercantum doa yang dianjurkan “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. Imam bagi orang yang bertaqwa minimal adalah imam bagi keluarga yang terdiri dari orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana perintah Allah dalam surat At Tahriim ayat 6 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Imam bagi orang yang bertaqwa dapat juga diartikan sebagai upaya memelihara keimanan diri dan keimanan orang disekitarnya untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah. Terhadap keturunan adalah upaya memberikan pendidikan yang sesuai dengan contoh yang disampaikan Allah dalam surat Lukman ayat 13 “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”.
Sedangkan pada bagian kehidupan yang lain sebuah doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT memiliki beberapa kemungkinan; dikabulkan, ditolak, ditangguhkan, atau diganti dengan bentuk lain. Selain itu sebuah permohonan dalam bentuk doa pun memiliki adab serta waktu khusus agar lebih cepat diterima oleh-Nya.
Salah satu waktu yang tidak ada penghalang antara khalik dan makhluk-Nya adalah sepertiga malam. Saat itulah Allah SWT membuka tabir yang menjadikan makhluk dapat lebih dekat berinteraksi dengan sang khalik. Namun sayangnya masih banyak manusia yang tergoda untuk menarik selimut atau melanjutkan tidurnya ketimbang melepas ikatan syaitan dan bergegas menegakkan Qiyyamul Lail. Lantas upaya apa yang sudah kita lakukan untuk “bangun malam”?
Problema yang kerap dijadikan alasan banyak orang adalah kondisi pekerjaan yang begitu melelahkan. Berangkat pagi hari, pekerjaan menumpuk di siang hari, sedangkan pulang telah larut malam, itu pun dengan membawa pekerjaan yang belum selesai pada siangnya. Akhirnya lewatlah sebuah momen yang sungguh istimewa, sepertiga malam.
Baru-baru ini marak dikabarkan di berbagai media tentang efektifnya tidur siang di sela waktu istirahat. Tujuannya adalah meningkatkan produktifitas kinerja. Tidur siang yang dianjurkan adalah selama 1 (satu) jam saja, karena dengan tidur selama 1 (satu) jam telah sebanding dengan tidur selama 3 (tiga) jam pada malam hari. Bagi orang dewasa yang rata-rata setiap harinya membutuhkan tidur selama 6 (enam) jam seharinya, maka tidur di malam hari hanya membutuhkan 3 jam saja.
Pada bagian lain, terdapat anjuran bahwa tidur pada malam hari janganlah terlalu larut. Upayakan untuk tidur pada kisaran jam 21.00. Karena pada waktu itu tubuh sedang memproduksi enzim yang bermanfaat bagi tubuh manusia yaitu reload darah putih dan sumsum tulang belakang. Sedangkan jika dihitung 3 (tiga) jam tidur malam, maka seharusnya kita dapat terbangun pada kisaran pukul 00.00, seperti halnya para tokoh yang telah mendunia (sedikit tidur di waktu malam). Kisaran waktu yang sangat dianjurkan para ahli medik untuk memberikan otak supply oksigen yang banyak berikut gerakan yang ringan dalam melancarkan peredaran darah. Kisaran waktu yang Islam mengajarkan pada umatnya untuk Qiyamul lail.
Bayangkan! Begitu banyak keuntungan dari sebuah tidur siang, setidaknya dari pemaparan dimuka tercatat beberapa manfaat:
1. meningkatkan produktifitas kinerja;
2. mengurangi jatah tidur di malam hari menjadi tidak harus sepenuh malam;
3. baik bagi kesehatan;
4. mendapatkan keutamaan Qiyamul lail;
5. lebih dekat kepada Allah SWT dalam memohon do’a;
6. mencontoh para Nabi dan Rasul dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT;
7. mendekatkan kepemimpinan ala Rasul dengan doa yang dipanjatkan pda waktu yang ijabah.

Apakah akan lahir pemimpin dari tidur siang?
Wallahu’alam bishowab

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *