From: Agouche
Aku, diam! Di bawah naungan cahaya
Mengapung di air pengharapan Tenggelam…
Kuberontak …
Tengadah …
Mencuri pandang kebisuan yang
Merebut dinding pemakaman
Air perekat jiwa mengalir
Membawaku ke laut dalam
Dimensi yang telah mengerut
Ah… sepotong tangan tak bertubuh
Mencengkramku, aku terhenyak, di sana
Sesosok tubuh letih terbujur kaku, mukanya
Pucat, senyumnya dingin (sedingin es kutub)
Ah… dia tersenyum tanpa arah
Melekat di jasku
Byur…
Aku terbakar dendam kasih sayang
Mencari sisa-sisa air mata, yang
Entah dimana adanya?
Dia tersenyum penuh gelora
Tapi mukanya bisu, mencekam
Seluruh rongga kehidupan
Diam! Tak bersuara tanpa ragu
Bergelora, tanpa semangat
Ah, diam saja! Jangan banyak omong!
Bedebah, beraninya dalam air kasih yang masih hijau
Kutendang sudut hatimu hingga berkeping
Syukur! Umpatku
Aku terhenyak, diam dalam bisu, bisu dalam air mata
Mata kedinginan, dingin dalam jiwa, jiwa yang mengkerut
Habis dalam potongan waktu yang membisu
Hilang, pecah, tersungkur, berubah
Ah, dia pergi, naik kereta kuda
Keretanya lari kencang diterpa angin malam
Diam!