Sering kita mendengar atau membaca bahwa cara mengikat ilmu adalah dengan menuliskan dan mengajarkannya. Nah, berikut adalah ketikan ulang dari tulisan salah seorang Expert: Financial Planner; Ahmad Gozali. Selamat menikmati:
Malam ini insya Allah kita akan bahas keuangan pribadi dalam bisnis. Fondasi keuangan pribadi dalam bisnis, dan dasar-dasar keuangan bisnis. Izinkan saya menjelaskan beberapa hal di awal, dan nantinya kita bisa bahas lebih dalam // dalam sesi tanya jawab.
Modal dalam bisnis kita adalah aset bagi pemiliknya.
Perhatikan ayat terpanjang dalam Al Qur’an yaitu AL Baqarah ayat 282, bicara tentang ketentuan pencatatan hutang piutang. Dibahas dengan detail. Perhatikan ayat ayat tentang akidah, pendek tapi dalam artinya. Tapi ayat-ayat tentang muamalah panjang-panjang dan detail.
Ayat yang paling detail itu membahas tentang huku waris, siapa mendapat apa dengan berapa bagian. Sangat detail.
Karena untuk urusan angka, paling mudah terjadi konflik, mungkin itulah kenapa Al Qur’an dengan panjang, lebar, dan detail membahasnya.
Maka jangan lupakaj pencatatan atau akuntansi, karena AKUNTANSI = BAHASA BISNIS.
Ketiga; ASSET dan CASHFLOW
Kalau sudah paham bahasa bisnis, minimal paham kotak-kotak tadi, kita akan paham pentingnya aset dan cashflow.
Untuk diri pribadi perhatikan ASET, bukan cashflow. Banyak orang sibuk menambah penghasilan, tapi belum tentu penghasilan bertambah akan bertambah juga asetnya. Contohnya adalah penghasilan naik, pengeluaran ikut naik. betul apa betul?
Perhatiakn aset, karena jika aset yang bertambah. Maka penghasilan (cashflow) pun akan ikut bertambah.
Tapi hati-hati, ada aset PRODUKTIF, dan aset KONSUMTIF. Tentu saya maksud adalah aset produktif, yaitu aset yang menambah penghasilan atau bertambah nilainya di masa depan.
Semakin banyak kita miliki aset produktif, semakin bertambah penghasilan. Semakin banyak kita miliki aset konsumtif, semakin bertambah juga pengeluaran.
![]() |
ASSET & CASHFLOW |
Sebaliknya, untuk bisnis, jangan fokus pada ASET, tapi fokuslah pada CASHFLOW.
Karena bisnis belum tentu perlu aset besar, tapi jelas bisnis perlu cashflow yang besar.
Hal ini nyambung dengan poin ke-4 yaitu: CYCLE and SPEED
Pahami CYCLE atau siklus dalam bisnis kita. Uang itu cuma muter muter aja, pastikan kita tahu “jalur uang” mengalir agar kita paham bagaimana cara mengendalikan perputarannya.
![]() |
Siklus Bisnis |
Nah, seperti inilah kira-kira siklus bisnis kita.
Yang bisnisnya manufaktur, tentu detail lagi dibagian produksi. Yang bisnisnya perdagangan detail di bagian distribusi dan penjualan.
Pastikan kita paham siklus ini …
Kemana saja uang mengalir …
Dimana letak macetnya, bagaimana mempercepat alirannya
Bagan ini juga bisa dijadikan sebagai alur berpikir kita secara umum dalam mengelola bisnis
Nah, kalau sudah paham siklusnya, maka langkah berikutnya adalah MEMPERCEPAT ARUSNYA
Dulu ada istilah “yang besar mengalahkan yang kecil”, dalam bisnis yang terjadi adalah “yang cepat mengalahkan yang lambat”
Percepat perputaran uang dalam bisnis kita. Secepat mungkin jadikan bahan baku menjadi bahan siap jual. Secepat mungkin jual. Kalau sudah dijual secepat mungkin uangnya masuk ke rekening. Lalu secepat mungkin beli lagi bahan baku, produksi lagi, distribusi lagi, jual lagi, taguh lagi, dan seterusnya …
Ingat, kuncinya ada pada KECEPATAN. Semakin cepat uangnya mengalir, otomatis akan makin besar pula bisnis kita.
Terakhir, yang ke-5: Faktor Tambah, Kali, Bagi
Agar bisnisnya laku, harus ada faktor tambah. Agar bisnisnya tambah besar, harus ada faktor kali. Agar bisnisnya berkah, harus ada faktor bagi.
faktor tambah maksudnya adalah kita harus memiliki hal lain yang tidak dimiliki oleh kompetitor. Ada nilai tambah yang kita berikan pada konsumen agar memilih kita, dan bukan kompetitor. Apa nilai tambahnya? bisa macam-macam: bisa produknya yang lebih bagus, iklannya yang lebih bagus, namanya yang lebih terkenal, kepercayaan, service yang lebih baik, jarak yang lebih dekat, apapun itu … pastikan kita punya nilai tambah dan tunjukkan nilai tambah itu pada konsumen.
Faktor kali maksudnya adalah perbesar bisnis kita dengan mengkali-lipatkan penjualan, bukan cuma menambahnya, tapi membuatnya berkali-kali lipat. Caranya? duplikasi penjualan dengan cabang, franchise, lisensi, dan lain lain
Dan agar bisnis berkah, pastikan kita juga punya faktor bagi. bagi kebahagiaan, bagi rezeki, bagi karunia Allah … dengan cara sedekah, buka lapangan kerja, dan lain lain.