Pemimpin dari (Halalnya) Sepiring Makanan dan Sehelai Pakaian, Benarkah?

Masih ingat dengan postingan Pemimpin dari tidur siang? ini lanjutannya kali yak?

==================================================================

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(Al Baqarah: 168)

 

Bulan Ramadhan tahun 1429 H tinggal beberapa langkah. Anehnya, sikap umat terbelah. Ada yang hari-harinya diisi dengan ibadah (mungkin) karena rasa resah dan bersalah, tapi ada pula yang menganggap ramadhan itu membuat aktivitas menjadi susah. Bulan yang sering disebut sebagai bulan maghfirah, masih menjadi sasaran doa yang tak terarah. Mentah.

 

Jika masih demikian susah. Apakah akan dijual murah tiap amal ibadah tanpa rasa bersalah?Ataukah hanya menadah, dari para pemberi sedekah? Hah… hanya nafasku yang mendesah. Apa sebenarnya yang menjadi masalah?

 

Kata pepatah dari negeri entah berantah, pakailah rajah maka ia akan menjajah. Doa adalah senjata muslim dan muslimah. Lantas apa yang menjadikan negeri muslim kian terpuruk di bawah? Padahal berjuta umat datang setiap tahun ke Makkah, padahal tiap tahun datang ke setiap muslim yang bernyawa bulan Ramadhan yang penuh berkah. Lalu mengapa sulit mencari pemimpin yang amanah? seolah doa-doa tidak diijabah.

 

Wahai diriku dan dirimu, sudahkah melihat jauh ke dalam aliran darah? Atau sekedar yang nampak dari pandangan mata di wajah? Halalkah?

 

Islam telah mengajarkan pada umat manusia melalui utusan terbaiknya, Rasulullah, pembawa berita gembira dan peringatan dari Allah. Disampaikannya cerita yang penuh hikmah, tentang seseorang yang kepalanya menengadah sembari tangannya menadah kepada Allah berharap seonggok berkah.

 Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan.

(Riwayat Muslim).

Bah … Bagaimana bisa doa diijabah? Bagaimana bisa lahir pemimpin yang amanah? Bagaimana bisa meraup berkah yang melimpah? Jika yang dimakan dan dipakai bukanlah, sesuatu yang halal wa thoyyibah.

=================================================================

Tulisan ini dibuat sebagai refleksi atas gundah gulanah karena pemberitaan tentang korupsi yang terus digelontorkan oleh media dan dijejalkan ke otakku yang hanya sebongkah. Tulisan ini pun sebagai refleksi diri atas setiap rupiah yang kudapat dan kubelanjakan, akankah doaku diijabah? Akankah ramadhan ini melimpahkan padaku, pada negeriku … berkah? Seolah  itu semua barang mewah. Entahlah, Allah yang lebih tahu apa yang terbaik untukku, untuk saudara-saudaraku, makhluk-Nya yang lemah.

4 thoughts on “Pemimpin dari (Halalnya) Sepiring Makanan dan Sehelai Pakaian, Benarkah?”

  1. kalo bisa ya ditanya dulu…kalo ga bisa…mudah2an pas baca basmalah dan doa makan bisa diampuni Alah karena ketidaktahuan kita ^_^.

    Semoga tiap doa kita diijabah, Amiin

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *