Di sela simpul-simpul hati itu, kubaca mulai terangkai dan terjalin simpul lain yang melahirkan rasa iri. Iri untuk merajut jemari ini dengan separuh kedamaian di seberang cakrawala sana.
Sementara gemuruh tapak kerinduan masih bergema di liang khayalan, mencari pintu keluar. Gerbang manakah yang akan terbuka oleh sandi kebisuan? Setumpuk sandi bahasa rumput yang kusut.
Siapkah mengejar Surga?